PEMERINTAHAN - Bayangkan sejenak, Anda berdiri di depan cermin besar. Cermin itu tidak hanya memantulkan wajah Anda, tetapi juga semua jejak perjalanan hidup—dari keluarga miskin yang penuh liku, atau mungkin dari keluarga kaya yang dihormati, atau keluarga cendekiawan yang sarat ilmu, atau bahkan keluarga penegak hukum yang gagah berani. Setiap garis di wajah itu berbicara tentang masa lalu Anda. Kini, Anda adalah pejabat, pemimpin, seseorang yang diberi amanah untuk membawa perubahan. Pertanyaannya, apa yang Anda lakukan dengan kekuasaan yang Anda genggam?
Jika Anda Pejabat yang Berasal dari Keluarga Miskin...
Ingatlah, betapa sulitnya dulu Anda bertahan. Mungkin Anda pernah makan dengan nasi yang hanya ditemani garam. Mungkin Anda pernah berjalan berkilo-kilometer hanya untuk sampai ke sekolah. Bagaimana rasanya itu? Kini, Anda punya kekuatan untuk memutuskan rantai kemiskinan itu, bukan untuk melestarikannya. Jangan gunakan kekuasaan untuk menindas yang sudah lemah. Jika dulu Anda miskin dan kini berkuasa, jadikan tugas Anda untuk memastikan tak ada lagi anak yang lapar, keluarga yang tidur beratapkan langit, atau pelajar yang putus sekolah karena biaya.
Jika Anda Pejabat yang Berasal dari Keluarga Kaya...
Harta dan kemewahan mungkin sudah akrab dengan Anda sejak kecil. Tapi lihatlah di luar jendela. Berapa banyak rakyat Anda yang bahkan tidak tahu bagaimana rasanya hidup tanpa utang? Bagaimana mungkin Anda duduk di kursi empuk dengan jas mahal sementara ada rakyat Anda yang berjuang sekadar untuk menyambung hidup? Jadikan kekayaan yang Anda warisi sebagai inspirasi, bukan pembeda. Biarkan semua orang merasakan kemakmuran, bukan hanya segelintir yang dekat dengan kekuasaan.
Jika Anda Pejabat dari Keluarga yang Berpendidikan...
Ilmu adalah penerang di tengah kegelapan. Jika Anda tumbuh dengan buku-buku yang menemani, guru-guru yang membimbing, dan sekolah yang membuka wawasan, bukankah itu berkat? Jangan biarkan rakyat Anda terjebak dalam kebodohan karena mahalnya biaya pendidikan. Bayangkan anak-anak itu, duduk bersila di lantai, membaca dengan semangat meski bukunya robek. Anda punya kekuasaan untuk membuat pendidikan menjadi hak, bukan barang mewah. Gratiskan pendidikan, dan biarkan setiap anak bermimpi tanpa batas.
Baca juga:
Alharis Bantu Korban Banjir di Bungo
|
Jika Anda Pejabat dari Keluarga Penegak Hukum...
Hukum adalah keadilan. Dan keadilan tidak boleh mengenal siapa, apa, atau dari mana. Anda dibesarkan dalam keluarga yang menghormati aturan, yang percaya bahwa hukum adalah pilar negara. Jangan biarkan hukum tunduk pada uang atau kekuasaan. Tegakkan hukum dengan tegas, tanpa pandang bulu, tanpa rasa takut. Jadilah simbol harapan, bahwa keadilan masih hidup dan bernapas di negeri ini.
Akhirnya, Pertanyaan Itu Kembali Pada Anda...
Apa yang akan Anda tinggalkan? Apakah Anda akan menjadi pejabat yang dirindukan rakyat, yang nama dan jasanya terus dikenang? Atau Anda akan menjadi salah satu dari mereka yang dikenang hanya karena skandal dan kegagalannya? Pilihan ada di tangan Anda. Pejabat bukan sekadar jabatan, tapi tanggung jawab. Dan tanggung jawab itu tidak hanya kepada rakyat, tapi juga kepada sejarah dan Tuhan.
Jangan lupa, saat cermin itu menatap Anda kembali, pastikan pantulannya adalah seorang pemimpin yang telah memberikan segalanya demi kebaikan rakyatnya.
Jakarta, 21 November 2024
Hendri Kampai
Ketua Umum Jurnalis Nasional Indonesia/JNI/Akademisi